Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, adalah seorang ulama, politikus, dan intelektual Muslim Indonesia yang lahir pada 4 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur, dan wafat pada 30 Desember 2009.
Ia adalah putra dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Gus Dur memainkan peran penting dalam sejarah politik Indonesia, terutama sebagai presiden keempat Indonesia dari tahun 1999 hingga 2001.
Sebagai seorang intelektual, Gus Dur terkenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang Islam, pluralisme, dan demokrasi. Ia dikenal sebagai pemimpin yang toleran, berpikiran terbuka, dan berkomitmen untuk mempromosikan keragaman budaya dan agama di Indonesia.
Selama kepemimpinannya, ia mengambil langkah-langkah penting untuk memperkuat demokrasi, mengatasi ketegangan antaragama, dan memperjuangkan hak asasi manusia.
Sebelum menjadi presiden, Gus Dur adalah anggota aktif NU, memperjuangkan prinsip-prinsip toleransi, kemanusiaan, dan keadilan sosial.
Ia memainkan peran penting dalam pengembangan Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) dan juga mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 1998.
Selama masa kepemimpinannya sebagai presiden, ia dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk krisis ekonomi, ketegangan politik, dan isu-isu separatisme.
Meskipun hanya menjabat selama dua tahun, Gus Dur mampu menghadapi tekanan politik dan mempertahankan komitmennya terhadap demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme.
Setelah masa kepresidenannya, Gus Dur tetap aktif dalam menyuarakan pandangan-pandangannya tentang politik dan agama. Ia terus memperjuangkan perdamaian, toleransi, dan demokrasi di Indonesia dan di seluruh dunia.
(*)